Jam Gadang
Jam Gadang adalah
nama untuk menara jam
yang terletak di pusat kota
Bukittinggi, Sumatera Barat, Indonesia. Menara jam ini memiliki jam dengan ukuran besar di
empat sisinya sehingga dinamakan Jam Gadang, sebutan bahasa Minangkabau yang
berarti "jam besar".
Selain
sebagai pusat penanda kota Bukittinggi, Jam Gadang juga telah dijadikan sebagai
objek wisata dengan diperluasnya taman di sekitar menara jam ini. Taman
tersebut menjadi ruang interaksi masyarakat baik di hari kerja maupun di hari
libur. Acara-acara yang sifatnya umum biasanya diselenggarakan di sekitar taman
dekat menara jam ini.
Sejak
didirikan, menara jam ini telah mengalami tiga kali perubahan pada bentuk
atapnya. Awal didirikan pada masa pemerintahan Hindia-Belanda, atap pada Jam Gadang berbentuk bulat dengan patung ayam jantan menghadap ke arah timur
di atasnya. Kemudian pada masa pendudukan Jepang diubah menjadi
bentuk klenteng.
Terakhir setelah Indonesia
merdeka, atap pada Jam Gadang diubah menjadi bentuk gonjong atau atap pada
rumah adat Minangkabau, Rumah Gadang.
Jam Gadang
dibangun tanpa menggunakan besi peyangga dan adukan semen. Campurannya hanya kapur, putih telur, dan pasir putih.
Keunikan dari Jam Gadang sendiri adalah pada kesalahan penulisan angka empat (IV) pada masing-masing
jam yang tertulis "IIII". Kesahalan penulisan tersebut juga sering
terjadi di belahan dunia, seperti angka 9 yang ditulis "VIIII"
(seharusnya IX) ataupun angka 28 yang ditulis "XXIIX" (seharusnya
XXVIII).
Jadi, Jam
Gadang sangatlah cocok untuk menjadi salah satu tujuan kitan untuk melakukan
wisata, disamping keunikannya, Jam Gadang juga menyuguhkan sensasi sejarah yang
masih kental.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar