Kamis, 20 Juni 2013

Pentingnya UU dalam Penyelenggaraan Pariwisata

Mengapa pariwisata memerlukan dasar UU utk melakukan kegiatan nya ?


Agar terdapat standarisasi aturan-aturan yang berlaku demi kenyamanan wisatawan.
Agar pengembangannya merata dan dapat dikelola secara optimal karena terdapatnya UU yang menjadi standarisasi penyelenggaraan pariwisata, sehingga banyak wisatawan merasa nyaman dan tertarik untuk datang.
 

Dan juga dengan adanya UU tersebut warga setempat dapat ikut serta mengelola wisata ditempat itu dan mendapatkan keuntungan dari wisatawan yang datang.


Jika pariwisata memiliki dasar UU maka kegiatan yang akan dijalankan akan teratur sehingga kepariwisataan yang ada bisa menjadi asset negara yang diakui secara internasional karena memiliki UU.

Jadi dengan adanya dasar UU pariwisata masyarakat dan pemerintah  diwajib ikut serta dalam melindungi dan menjaga kepariwisataan, bukan hanya pengelola saja yang menjaganya.

Pariwisata : Perkemahan


Bumi Perkemahan Pramuka dan Graha Wisata Cibubur (Buperta)

Bumi Perkemahan dan Graha Wisata (Buperta) dengan luas 210 ha dan ditumbuhi pepohonan yang rindang menjadi salah satu tempat rekreasi keluarga, kegiatan yang nyaman, aman dan menyenangkan.
Lokasi yang strategis, terletak di tepi jalan tol Jagorawi, dekat dengan pusat kota Jakarta dan obyek wisata di Jawa Barat.

Lengkap dengan sarana pendukung, jalan beraspal, berliku-liku, naik-turun adalah tempat yang tepat  untuk kegiatan gerak jalan, jogging, bersepeda. Seluruh tapak perkemahan dapat menampung 20.000 orang.
Bupeta yang buka Pukul 09.00 – 16.00 WIB. Kecuali hari Senin ini juga memiliki beberapa sarana dan prasarana pendukung lainnya, antara lain :
- Penginapan
- Halangan rintang
- Pendopo Perkemahan
- Lapangan Upacara Olah Raga
- Taman Perkemahan
- Taman Lalu Lintas
- Kolam renang
- Sarana Kepribadian
- Aula
- Toko, Cafetaria dan Wartel

Pariwisata : Kolam Renang Cibulan

Cibulan

Di dalam objek wisata ini terdapat dua kolam besar yang berbentuk persegi panjang. Kolam pertama berukuran 35x15 meter persegi dengan kedalaman sekitar 2 meter. Sedangkan, kolam kedua berukuran 45x15 meter persegi yang dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama berkedalaman 60 sentimeter dan bagian kedua berkedalaman 120 sentimeter. Kedua kolam ini selalu dikuras sekali dalam dua minggu, atau bisa lebih. Hal itu bergantung kebersihan air. Setiap kolamnya dihuni oleh puluhan ikan yang berwarna abu-abu kehitaman dan disebut sebagai kancra bodas atau ikan dewa (cyprinus carpico). Ukurannya berbagai macam mulai dari yang panjangnya 20-an sentimeter hingga 1 meter. Ikan Dewa adalah sejenis ikan yang dikeramatkan oleh penduduk di sekitar wilayah Desa Manis Kidul karena dipercaya mempunyai keistimewaan tertentu.
Meski semua kolam itu dihuni puluhan ikan kancra bodas atau ikan dewa, kolam-kolam di Cibulan dibuka sebagai kolam pemandian umum. Tempat rekreasi ini dilengkapi pula dengan fasilitas khas tempat pemandian, seperti tempat ganti pakaian, 6 buah kamar kecil dan 2 buah kamar mandi untuk tempat bilas seusai berenang.

Selain kolam dengan ikan dewanya yang jinak, di sudut barat pemandian ini juga terdapat tujuh sumber mata air yang dikeramatkan yang bernama Tujuh Sumur. Tujuh mata air ini berbentuk kolam-kolam kecil yang masing-masing mempunyai nama tersendiri, yaitu: Sumur Kejayaan, Sumur Kemulyaan, Sumur Pengabulan, Sumur Cirancana, Sumur Cisadane, Sumur Kemudahan, dan Sumur Keselamatan. Di antara ketujuh sumur itu, konon ada salah satu sumur yang berisikan Kepiting Emas, yaitu Sumur Cirancana. Apabila ada orang yang sedang mujur dan dapat melihat wujud dari Kepiting Emas itu, maka segala keinginannya akan terkabul.

Tujuh mata air itu terletak mengelilingi sebuah petilasan yang konon merupakan petilasan Prabu Siliwangi ketika ia beristirahat sekembalinya dari perang melawan Kasultanan Mataram. Petilasan itu berupa susunan batu seperti menhir dan dua patung harimau loreng (lambang kebesaran Raja Agung Pajajaran). Tujuh sumur dan petilasan Prabu Siliwangi ini sering dikunjungi orang untuk berziarah, terutama pada malam Jumat Kliwon atau selama bulan Maulud dalam penanggalan Hijriah. Mereka percaya bahwa air di tempat itu akan membawa berkah dan dapat mengabulkan permohonan mereka.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Cibulan

Rabu, 19 Juni 2013

Pariwisata : Pantai Selatan


Ujung Genteng



Objek wisata yang satu ini ditujukan untuk para wisatawan yang gemar berwisata ke pantai, anda wajib mengunjungi Ujung Genteng. Objek wisata UJUNG GENTENG merupakan salah satu tempat wisata pantai yang patut untuk dikunjungi. Dimusim tertentu anda bisa mengintip penyu yang sedang bertelur. Konon di pantai ini pula, Anda bisa ikut nelayan menangkap lobster, si udang cantik yang lezat sekali.

Lokasi ini terletak di Sukabumi Selatan – Jawa Barat, perjalanan ke Pantai Ujung Genteng dapat ditempuh selama kurang lebih 3 – 4 jam dari kota Sukabumi menggunakan kendaraan pribadi.

Ujung Genteng merupakan daerah pesisir pantai selatan Jawa Barat yang terletak di Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi. Dengan jarak tempuh sekitar 220 kilometer dari Ibu Kota Jakarta atau 230 kilometer dari Kota Bandung. Waktu tempuhnya sekitar enam atau tujuh jam perjalanan bermobil. Selain jalannya cukup mulus juga terdapat beberapa jalur alternatif serta sarana angkutan umum yang memadai menuju tempat tujuan.

Pantai Ujung Genteng memiliki karakteristik umumnya pantai selatan. Pulau Jawa memang terkenal bersih airnya dan ombaknya yang besar. Walaupun demikian, pantai ini jauh berbeda jika dibandingkan dengan pantai Pelabuhan Ratu yang terkenal rawan dan sering merenggut korban jiwa karena ombaknya yang ganas. Walaupun pantai Ujung Genteng menghadap bebas ke Samudera Hindia, namun ombaknya yang besar tak membahayakan pelancong yang gemar bermain-main di laut. Ombak besar dari tengah samudera lebih dulu pecah berserak lantaran terhalang gugusan karang laut di depan bibir pantai, sehingga kita dapat menikmati alam dengan pantai yang indah, aman, dan nyaman. Anak-anak boleh berenang di laut sepuasnya dan memungkinkan memandang sekumpulan ikan berwarna-warni di sela-sela batu karang, menandakan betapa alaminya lingkungan Ujung Genteng.